Rabu, 16 November 2011

Psikologi Industri Dan Organisasi


PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI


PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU

DI JERMAN, LEIPZIG, 1875, TITIK AWAL PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU DARI WILHELM WUNDT.
DISUSUL LABORATORIUM PSIKOLOGI DI WUERZBURG, GOETTINGEN DAN TUBINGEN.
ILMU BERUSAHA MEMBERI PENJELASAN TENTANG KEJADIAN2 DI ALAM, LEPAS DARI BAGAIMANA KETERANGAN INI NANTINYA AKAN DIGUNAKAN.
LEMBAGA2 PSIKOLOGI DIATAS MEMPELAJARI GEJALA2 PSIKIS MANUSIA, SEPERTI PROSES PENGENALAN, PENGAMATAN, INGATAN, PIKIRAN DAN SERBAGAINYA.
BERBAGAI MACAM RANCANGAN EKSPERIMEN MERUPAKAN KEGIATAN UTAMA DARI PSIKOLOGI EKSPERIMEN.
TEMUAN DARI PSIKOLOGI EKSPERIMEN MERUPAKAN MASUKAN BAGI PSIKOLOGI UMUM, MISALNYA SALAH SATU ATURAN DALAM PERSEPSI IALAH HUKUM KEDEKATAN.
PSIKOLOGI EKSPERIMEN JUGA MEMPELAJARI GEJALA2 PSIKIS DAN PERILAKU MANUSIA DI INDUSTRI.
TEORI, ATURAN2 DAN PRINSIP2 DARI PSIKOLOGI UMUM YANG BERLAKU UNTUK SETIAP MANUSIA, TETAP BERKEMBANG DAN DITERAPKAN.
PENERAPAN PSIKOLOGI UMUM DI INDUSTRI SUDAH MULAI DILIHAT PADA PERMULAAN ABAD KE 20 OLEH WALTER DILL SCOTT  (1901) DALAM PERIKLANAN. TAHUN 1903, BUKUNYA THEORY OF ADVERTISING MERUPAKAN BUKU PERTAMA YANG MEMBAHAS PSIKOLOGI DALAM KAITAN DENGAN ASPEK DUNIA KERJA.
TAHUN 1913, TERBIT BUKU DARI HUGO MUENSTERBERG, PSIKOLOG JERMAN YANG MENGAJAR DI UNIVERSITAS HARVARD, THE PSYCHOLOGY OF INDUSTRIAL EFFICIENCY.
PERKEMBANGAN YANG PESAT DIMULAI DALAM DEKADE 1920.
FREDERICK WINSLOW TAYLOR, PELOPOR GERAKAN SCIENTIFIC MANAGEMENT MENCARI CARA YANG PALING EFISIEN UNTUK MELAKUKAN SUATU PEKERJAAN. INI BERKEMBANG MENJADI ERGONOMI, KEREKAYASAAN UNTUK MANUSIA (HUMAN ENGINEERING) ATAU PSIKOLOGI KEREKAYASAAN (ENGINEERING PSYCHOLOGI).
1924 DIMULAI PENELITIAN2 DI HAWTHORNE, ILLINOIS DI PABRIK WESTERN ELECTRIC  TENTANG AKIBAT2  KERJA FISIK DARI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP EFISIENSI KERJA. DITEMUKAN BAHWA KONDISI PSIKOSOSIAL DITEMPAT KERJA SECARA POTENSIAL MEMPUNYAI ARTI YANG LEBIH PENTING DARI KONDISI KERJA FISIK.


PSIKOLOGI DIFFERENSIAL

JUGA DISEBUT SEBAGI PSIKOLOGI KHUSUS. DARI PSIKOLOGI KHUSUS BERKEMBANG PSYCHOTECHNIK YANG KEMUDIAN BERKEMBANG MENJADI PSIKOMETRI YAITU YANG MEMPELAJARI DAN MENGUKUR GEJALA2 PSIKIS  YANG KHAS DARI SESEORANG.
CABANG PSIKOLOGI INI MENEKANKAN KEUNIKAN DARI SESEORANG DAN MENEKANKAN ADANYA PERBEDAAN ANTARA MANUSIA.


PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI DI INDONESIA.
PSIKOLOGI ILMU TERAPAN.



PENGERTIAN PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
PENGERTIAN INDUSTRI MENCAKUP JUGA PENGERTIAN BUSINESS (PERUSAHAAN).
PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI MERUPAKAN HASIL PERKEMBANGAN DARI PSIKOLOGI UMUM, PSIKOLOGI EKSPERIMEN DAN PSIKOLOGI KHUSUS.
SEKARANG, PERILAKU MANUSIA DALAM KAITAN DENGAN KEGIATAN INDUSATRI DAN ORGANISASI DIPELAJARI UNTUK PENGEMBANGAN TEORI, ATURAN DAN PRINSIP PSIKOLOGI BARU YANG BERLAKU UMUM DALAM LINGKUP INDUSTRI DAN ORGANISASI
ALAT UNTUK MENGUKUR PERBEDAAN MANUSIA JUGA TETAP DIKEMBANGKAN UNTUK MENINGKATKAN KECERMATAN DALAM MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS UNTUK TUJUAN SELEKSI, PENEMPATAN, PENGENALAN DIRI, PENYULUHAN KEJURUAN DAN PENGEMBANGAN KARIERE.
SEGI TERAPAN DARI PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI MENIMBULKAN TAFSIRAN BAHWA PSIKOLOGI BERMANFAAT BAGI MANAJEMEN, BAGI PIMPINAN DAN PEMILIK PERUSAHAAN DAN MERUGIKAN PARA TENAGA KERJA DAN KONSUMEN.
PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI MERUPAKAN SUATU KESELURUHAN PENGETAHUAN (A BODY OF KNOWLEDGE) YANG BERISI FAKTA, ATURAN2 DAN PRINSIP2 TENTANG PERILAKU MANUSIA PADA PEKERJAAN. PENGETAHUAN INI DAPAT DISALAH GUNAKAN SEHINGGA DAPAT MEMBAHAYAKAN DAN MERUGIKAN PIHAK2 YANG TERLIBAT. PENGGUNAAN PENGETAHUAN PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI HARUS DITUJUKAN UNTUK KEPENTINGAN DAN KEMANFAATAN PIHAK2 YANG TERLIBAT, BAIK PERUSAHAAN SEBAGAI ORGANISASI MAUPUN KARYAWANNYA.
PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI ADALAH ILMU YANG MEMPELAJARI PERILAKU MANUSIA:
-         DALAM PERANNYA SEBAGAI TENAGA KERJA DAN SEBAGAI KONSUMEN
-         BAIK SECARA PERORANGAN MAUPUN SECARA KELOMPOK, DENGAN MAKSUD AGAR TEMUANNYA DAPAT DITERAPKAN DALAM INDUSTRI DAN ORGANISASI UNTUK KEPENTINGAN DAN KEMANFAATAN MANUSIANYA   DAN ORGANISASINYA.

A.   PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI SEBAGAI ILMU
MASIH MENERAPKAN TEMUAN2 DARI PSIKOLOGI PADA UMUMNYA,  PSIKOLOGI DAN INDUSTRI PADA KHUSUSNYA KEDALAM INDUSTRI DAN ORGANISASI.

B.   PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI MEMPELAJARI
PERILAKU MANUSIA.
YANG DIMAKSUDKAN DENAGN PERILAKU MANUSIA IALAH SEGALA KEGIATAN YANG DILAKUKAN OLEH MANUSIA, BAIK YANG SECARA LANGSUNG DAPAT DIAMATI SEPERTI  BERJALAN, MELOMPAT, MENULIS, DUDUK, BERBICARA DAN SEBAGAINYA MAUPUN YANG TIDAK  DAPAT DIAMATI SECARA LANGSUNG SEPERTI BERIKIR, PERASAAN, MOTIVASI DAN SEBAGAINYA..
ILMU HANYA MENANGANI HINGGA MENGANALISIS FAKTA2 YANG DAPAT DIAMATI, YANG DAPAT DILIHAT, DIDENGAR, DIRABA, DIUKUR DAN DILAPORKAN, YANG SEMUANYA MERUPAKAN PERILAKU YANG TERBUKA.

Selasa, 15 November 2011

Mengatasi Rasa Takut Berbicara di Depan Publik

Ketakutan dan demam panggung merupakan hal yang umum ketika seseorang harus tampil dan berbicara di depan publik. Dengan latihan yang baik, demam panggung ini bisa berkurang meskipun mungkin tidak akan hilang sama sekali. Berita baiknya, semua pembicara, bahkan kelas dunia sekalipun tetap mengalami demam panggung ini dalam kadar yang berbeda-beda. Jadi, Anda tidak sendiri, you are in good company.
Menurut Tom Antion, penulis Wake ‘em Up Presentations, demam panggung biasanya muncul sebelum tampil. Setelah seseorang naik ke podium maka dengan sendirinya demam panggung tadi akan mulai menghilang.
Demam panggung bisa memiliki beberapa tanda seperti:
  • Mulut kering
  • Kerongkongan seperti ada ganjalan
  • Tangan berkeringat
  • Tangan menjadi dingin
  • Tangan bergetar
  • Dada berdegup lebih cepat
  • Lutut bergetar
  • Dan bentuk-bentuk fisik lainnya

Sisi Positif Demam Panggung

Di samping sisi negatifnya yang bisa menimbulkan kekhawatiran dan rasa tidak pede di depan umum, demam panggung juga memiliki sisi positif. Anda menjadi lebih perhatian terhadap gerakan dan posisi tubuh. Anda juga lebih fokus terhadap materi yang akan disampaikan. Rasa takut itu merupakan teman karena membuat refleks Anda semakin tajam, energi meningkat, dan mata menjadi lebih awas.
Jadi ketika Anda merasa nervous atau gugup ketika hendak tampil di depan umum, berusahalah untuk rileks. Biarkan perasaan gugup itu hinggap sebentar dan secara perlahan alirkan ke luar sehingga Anda bisa mengambil kendali lagi. Manfaatkan sisi positif rasa gugup tadi untuk membuat pidato atau presentasi Anda lebih mantap.

Bagaimana Menghilangkan Rasa Gugup

Rasa gugup ini bisa diatasi dengan melakukan visualisasi hal-hal positif seperti:
  • Bayangkan audiens menikmati pidato Anda, mereka menatap dengan antusias, mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan bertepuk tangan.
  • Bayangkan betapa baiknya apa yang akan Anda tampilkan.
  • Bayangkan audiens adalah teman-teman Anda yang biasa diajak ngobrol dan bercanda.
  • Ingat momen-momen bahagia dan indah yang pernah Anda miliki sebelumnya.
Hal di atas merupakan cara yang bisa dilakukan ketika rasa gugup atau demam panggung melanda pada detik-detik menjelang tampil di atas pentas.
Lantas bagaimana agar demam panggung ini bisa berkurang sampai pada kadar yang pas? Jawabnya adalah lakukan persiapan yang matang. Ini bisa dilakukan dengan cara:
  • Persiapkan dengan baik untuk seluruh materi pembicaraan Anda
  • Secara khusus persiapkan kalimat pembuka yang tepat
  • Lakukan rehearsal di hadapan teman-teman Anda
  • Antisipasi pertanyaan sulit dengan memperkirakan jenis pertanyaan tersebut dan jawabannya
  • Praktek, praktek, praktek. Lakukan di depan kaca, ketika Anda mandi, atau di mana saja Anda bisa melakukannya sebelum hari H tiba.

Berdamai Dengan Rasa Takut

Pengalaman saya pribadi, demam panggung ini tidak hilang meskipun Anda sudah persiapkan dengan sangat matang. Saya sering melakukan persiapan untuk presentasi besar atau pidato di depan umum. Saya sudah merasa pede dan rileks dengan apa-apa yang akan saya sampaikan. Saya juga sudah siap dengan catatan kecil berupa mind map atau bullet list berisi poin penting dari keseluruhan materi pembicaraan. Tapi entah mengapa, beberapa detik sebelum tampil, tiba-tiba demam panggung itu datang. Indikator paling sering yang saya rasakan adalah dada berdegup lebih kencang dan tangan mulai berkeringat.
Walaupun demikian, dengan melakukan persiapan yang baik serta penanganan yang tepat, demam panggung tidak akan mengganggu bahkan membuat Anda tampil lebih baik lagi. Jangan takut atau terlalu khawatir ketika rasa gugup melanda karena tidak ada orang yang mati gara-gara hal itu. Meskipun menurut banyak survei, orang rela mati daripada harus tampil dan berbicara di depan umum J
Jadi, persiapkan pidato Anda dengan matang dan tampillah penuh percaya diri. Bersikap positif kepada audiens dan mereka pun akan membalasnya.
Selamat berpidato, berceramah, menyampaikan presentasi, dan tampil di depan umum. Good luck!

Tips Menjadi Pribadi Yang Kuat

Berikut tips-tips untuk menjadi pribadi yang kuat:

1. Lakukan Segala Aktivitas dengan Ikhlas, Sabar, dan Syukur
Apa pun yang kita lakukan awalilah dengan keikhlasan. Ikhlas berarti melakukan sesuatu tanpa pamrih. Yakinlah, ketika kita melakukan sesuatu dengan tidak ikhlas„ bersiaplah untuk kecewa. Kalau saja kecewa merupakan hasil dari sesuatu yang kita lakukan, penyakit stres pun akan menghampiri kita. Sekian persen energi kita akan terbuang percuma hanya untuk sebuah kekecewaan.
Ikhlas akan menjauhkan kita dari kekecewaan. Ikhlas menjadikan kita memiliki kepedulian social yang tinggi. Apalagi keikhlasan tersebut dibarengi rasa sabar, akan membentuk pribadi yang tangguh, bijak, dan dewasa dalam bertindak.

Sabar dalam bertindak berarti kita melakukan sesuatu tanpa tergesa-gesa atau terburu-buru. Tidak ada suatu pekerjaan (aktivitas) yang dilakukan dengan tergesa-gesa akan menghasilkan hal yang menyenangkan. Biasanya ketergesagesaan akan melahirkan kekecewaan, sebab kita melakukan sesuatu tanpa perencanaan dan perhitungan yang matang. Kegundahan terus merasuki diri.
Sabar harus menjadi bagian hjdup kita. Rasa sabar akan menuntun kita selalu bertindak menjadi penebar kesejukan pada semua orang. Rasa sabar membantu kita mampu mengontrol emosi dengan balk. Kalau saja rasa sabar sudah menyatu dalam diri kita, rasa syukur pun akan menghiasi kehidupan kita. Ada semacam sandaran vertikal yang begitu kokoh yang selalu menuntun kita dalam setiap gerak dan langkah kehidupan.

2. Berpikir Positif
Marah, kecewa, cemburu, iri, dan dengki adalah sumber stres. Karena itu kita harus menjauhinya. Berpikirlah positif terhadap siapa pun dan apa pun yang kita lakukan. Jangan kotori pikiran dan hati kita dengan hal-hal yang dapat merusak ketenteraman atau ketenangan diri. Selalulah mengambil hikmah dan hal-hal yang positif dari setiap aktivitas yang kita lakukan kepada siapa pun dan di mana pun.

3. Kondisikan Hidup Menyenangkan
Beban hidup yang tinggi, masalah yang bertumpuk, dan tanggung jawab yang besar sering menjadi sumber stres. Jika ini terjadi, biasanya akal sehat kita terkalahkan oleh emosi. Jangan putus asa, kondisikan hidup ini menyenangkan. Anggaplah kita sebagai orang yang mampu memecahkan segala masalah dengan bijaksana. Selalulah berpikir bahwa kita ini termasuk orang yang memiliki pribadi yang menyenangkan.

4. Santai
Lakoni hidup ini dengan hal-hal yang menyenangkan dan segarkan pikiran dari hal-hal yang menjemukan. Lepaskan diri dari kepenatan yang melanda. Berusahalah untuk mencuri waktu sejenak guna melenturkan otot saraf yang terasa menegang. Prinsipnya melakukan sesuatu jangan terlalu dipaksakan. Lakukan segala aktivitas secara terencana dan dalam keadaan santai.

5. Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan adalah hal yang penting dalam hidup ini. Sehat jasmani dan rohani akan berpengaruh pada kepercayaan diri kita dalam beraktivitas. Hanya orang sehat (jasmani dan rohani) yang mampu berkomunikasi dengan baik. Sehat jasmani tentu sangat didukung oleh pemahaman kita pada pola-pola hidup sehat. Kita senantiasa menjaga keseimbangan makanan. Tidak berlebihan atau tidak kekurangan.

5. lstirahat
Tubuh memiliki keterbatasan daya tahan. Karena itu, jangan pernah meremehkan hak badan (istirahat). Istirahat yang cukup (7-8 jam) akan memberikan kesegaran tubuh. Istirahat adalah salah satu wujud kepedulian dan cinta kita pada diri sendiri. Tanpa ini berarti kita tidak mencintai diri sendiri. Istirahat sangat membantu memulihkan kondisi tubuh dan membantu kita untuk selalu tampil fresh (percaya diri).

6. Sikapi Kegagalan Secara Wajar
Setiap aktivitas yang kita lakukan pasti mengandung risiko (apakah risiko yang menyenangkan atau menyebalkan). Yang agak sulit adalah menghadapi atau menerima kegagalan, sebab terkadang kita tidak siap menerima kegagalan. Bahkan tak jarang ketika kita harus menerima kegagalan seakan kita kehilangan energi untuk menghadapinya. Akibatnya, kita pun sering putus asa, menyerah atau pasrah pada keadaan. Padahal kegagalan adalah hal yang biasa dalam hidup ini clan tentunya juga harus disikapi secara wajar. Yang terpenting adalah setiap kali kita menemukan kegagalan kita mau mengevaluasi diri dan berusaha bangkit dari kegagalan tersebut.

7. Peduli dengan Lingkungan
Menciptakan lingkungan yang kondusif adalah cara yang tepat menghindarkan diri dari munculnya stres. Peduli dengan lingkungan tidak hanya semata-mata menjaga kebersihan tetapi sejauhmana kita mampu menciptakan suasana yang kondusif dalam menunjang prestasi diri. Misalnya, gemar (aktif) melakukan kegiatan sosial atau membantu teman/ orang lain secara suka rela. Kepedulian terhadap lingkungan akan memberikan manfaat yang besar bagi hidup kita. Du-kungan yang besar akan selalu kita peroleh atau dengan kata lain lingkungan menjadi begitu bersahabat dengan kita ketika kita begitu peduli dengan lingkungan.

8. Refreshing
Kehidupan ini yang begitu sarat dengan perubahan terkadang menyisakan persoalan-persoalan yang membutuhkan antisipasi diri. Keterbatasan kemampuan yang dimiliki manusia menyebabkan kita harus andai-pandai menyiasati keadaan. Bila tidak, kita akan menanggung akibatnya. Letih, lemah, lesu, atau capek dan sebagainya adalah potret diri yang menunjukkan adanya keterbatasan dalam diri kita. Robot saja yang mampu bekerja tanpa henti (dengan kendali remote control) suatu saat akan mengalami penurunan kualitas kemampuan. Kuda pedati yang memiliki tenaga luar biasa juga tidak mampu terus menerus bekerja tanpa henti.

Perilaku Menyimpang


Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.
Definisi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain. Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Penyebab Terjadi
Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
  1. Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
  2. Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu
  1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
  2. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang.
  3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
  4. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
  5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang,
Bentuk
Bentuk-bentuk perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.
  • Bentuk penyimpangan berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
  1. Penyimpangan bersifat positif. Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif ter-hadap sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang. Penyimpangan seperti ini biasanya diterima masyarakat karena sesuai perkembangan zaman. Misalnya emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan wanita karier.
  2. Penyimpangan bersifat negatif. Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk.
Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut:
  1.  
    1. Penyimpangan primer (primary deviation). Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang.
    2. Penyimpangan sekunder (secondary deviation). Penyimpangan sekunder adalah perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu orang lain. Misalnya orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk,
  • Bentuk penyimpangan berdasarkan pelakunya, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut :
  1. Penyimpangan individual (individual deviation)
Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya, seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan, Penyimpangan individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut.
  1.  
    1. Pembandel
    2. Pembangkang
    3. Pelanggar
    4. Perusuh atau penjahat
    5. Munafik

Perilaku Manusia


Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika.
Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh disalahartikan sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi, karena perilaku sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh berbagai kontrol sosial.[1] Dalam kedokteran perilaku seseorang dan keluarganya dipelajari untuk mengidentifikasi faktor penyebab, pencetus atau yang memperberat timbulnya masalah kesehatan. Intervensi terhadap perilaku seringkali dilakukan dalam rangka penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif.
Perilaku manusia dipelajari dalam ilmu psikologi, sosiologi, ekonomi, antropologi dan kedokteran.

Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku manusia
  1. Genetika
  2. Sikap – adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu.
  3. Norma sosial – adalah pengaruh tekanan sosial.
  4. Kontrol perilaku pribadi – adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu perilaku.
Ruang lingkup
Benjamin Bloom, seorang psikolog pendidikan, membedakan adanya tiga bidang perilaku, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemudian dalam perkembangannya, domain perilaku yang diklasifikasikan oleh Bloom dibagi menjadi tiga tingkat:
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya.
Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan.
Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki.
Selain itu, Skinner juga memaparkan definisi perilaku sebagai berikut perilaku merupakan hasil hubungan antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon). Ia membedakan adanya dua bentuk tanggapan, yakni:
  • Respondent response atau reflexive response, ialah tanggapan yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Rangsangan yang semacam ini disebut eliciting stimuli karena menimbulkan tanggapan yang relatif tetap.
  • Operant response atau instrumental response, adalah tanggapan yang timbul dan berkembangnya sebagai akibat oleh rangsangan tertentu, yang disebut reinforcing stimuli atau reinforcer. Rangsangan tersebut dapat memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme. Oleh sebab itu, rangsangan yang demikian itu mengikuti atau memperkuat sesuatu perilaku tertentu yang telah dilakukan.

Perilaku Sehat
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktik kesehatan (health practice). Hal ini berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang menjadi unit analisis penelitian. Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi:

1. Pengetahuan Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait. dan atau memengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.
2. Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau memengaruhi kesehatan, sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari kecelakaan.
3. Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau memengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan.
Selain Becker, terdapat pula beberapa definisi lain mengenai perilaku kesehatan. Menurut Solita, perilaku kesehatan merupakan segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan. Sedangkan Cals dan Cobb  mengemukakan perilaku kesehatan sebagai: “perilaku untuk mencegah penyakit pada tahap belum menunjukkan gejala (asymptomatic stage)”.
Menurut Skinner perilaku kesehatan (healthy behavior) diartikan sebagai respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan 49kesehatan. Dengan kata lain, perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan.